Minggu, 10 Maret 2013
10.30 PM
Malam ini rindu lagi. Menyapamu lagi dalam hati, sunyi.
Memazmurkan keluhan kerinduan, meneriakkan ungkapan yang terpendam terlalu
dalam. Akhirnya hanya memantul dalam hati, bergemuruh, dan tidak akan pernah
terdengar sampai keluar.
Malam ini hujan lagi. Mengingatmu kembali. Pernah
membayangkan menikmati gemuruh air hujan denganmu. Merasakan dinginnya angin
dan air hujan bersama hangatmu. Menyatu dengan tetesan air hujan ditemani
kisahmu. Dan itu semua takkan pernah terjadi. Semua mimpiku kini jadi miliknya.
Malam ini bayanganmu kembali. Selalu begitu. Pergi sejenak
dan kembali lagi. Sayang, hanya bayangmu, bukan fisikmu yang sebenarnya. Namun, aku selalu menantikanmu, meskipun
hanya dalam rupa bayang. Memainkan bayangmu dalam otakku sangat mengasyikkan,
walaupun bagian dalam dadaku terasa perih, sesak. Pikiranku tak pernah lelah
memutar semua rekaman kisah tentangmu. Sebaliknya, batinku menjerit, ingin
cuti, cuti menguras tenaga melepaskan dirimu.
Lalu, aku harus bagaimana? Meminta Tuhan untuk menjauhkanmu
darinya? Memintamu tetap tinggal? Memintanya untuk pergi? Atau meyakinkan
diriku untuk mengihklaskanmu?
Malam ini aku harus bagaimana?
Yang aku tahu, malam ini masih belum berbeda dari malam
kemarin.
Malam ini masih tentangmu. Tentang aku yang salah
menyayangimu. Tentang kamu, pemeran utama dalam scene kisah cintaku sekarang.
Malam ini, hanya kamu.
-beatrich titik dua kurung tutup-
0 comments:
Post a Comment