Dear, you, Part 1


Minggu, 10 Maret 2013 10.30 PM

Malam ini rindu lagi. Menyapamu lagi dalam hati, sunyi. Memazmurkan keluhan kerinduan, meneriakkan ungkapan yang terpendam terlalu dalam. Akhirnya hanya memantul dalam hati, bergemuruh, dan tidak akan pernah terdengar sampai keluar.

Malam ini hujan lagi. Mengingatmu kembali. Pernah membayangkan menikmati gemuruh air hujan denganmu. Merasakan dinginnya angin dan air hujan bersama hangatmu. Menyatu dengan tetesan air hujan ditemani kisahmu. Dan itu semua takkan pernah terjadi. Semua mimpiku kini jadi miliknya.

Malam ini bayanganmu kembali. Selalu begitu. Pergi sejenak dan kembali lagi. Sayang, hanya bayangmu, bukan fisikmu yang sebenarnya.  Namun, aku selalu menantikanmu, meskipun hanya dalam rupa bayang. Memainkan bayangmu dalam otakku sangat mengasyikkan, walaupun bagian dalam dadaku terasa perih, sesak. Pikiranku tak pernah lelah memutar semua rekaman kisah tentangmu. Sebaliknya, batinku menjerit, ingin cuti, cuti menguras tenaga melepaskan dirimu.

Lalu, aku harus bagaimana? Meminta Tuhan untuk menjauhkanmu darinya? Memintamu tetap tinggal? Memintanya untuk pergi? Atau meyakinkan diriku untuk mengihklaskanmu?

Malam ini aku harus bagaimana?

Yang aku tahu, malam ini masih belum berbeda dari malam kemarin.

Malam ini masih tentangmu. Tentang aku yang salah menyayangimu. Tentang kamu, pemeran utama dalam scene kisah cintaku sekarang.

Malam ini, hanya kamu.

-beatrich titik dua kurung tutup-

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top