Cinta itu datang lagi,
dan kini pergi lagi.

Teman dekat kuliahku yang mengenalkanku secara gak langsung sama dirinya. Aku berkenalan dengannya hanya lewat sosial media. September 2011. Pertama mengenalnya, biasa saja. Sama seperti yang sebelum-sebelumnya.
Maret 2012. Dari message di sosial media, kami beralih ke sms. BBM? Ya, dia pernah menanyakan pinku, tapi aku masih takut karena BB. BB ada kaitannya dengan masa laluku dan aku masih belum berani menggunakannya. Sebenarnya aku belum berani juga menjalin hubungan dekat dengan laki-laki ber-BB, tapi aku berusaha mencoba.
Dari hari ke hari, candaannya semakin memeriahkan hariku. Senang sekali setiap mendapat sms darinya. Sapaannya, pantunnya, becandaannya, kepolosannya, sangat menarik. Tapi aku masih menjaga hatiku. Menjaganya agar tetap kokoh dan tidak jatuh dalam jurang rasa sakit yang pernah kurasakan sebelumya.
Dari bulan ke bulan aku merasa kami semakin dekat. Tapi hanya sekedar teman.
Kami berbagi cerita. Saat KKN, Pulau Bidadari, Pulau Komodo, tentang ospek, tentang pete, tentang asistensi, tentang travelling, tentang hujan, tentang bola, tentang masa depan.
Kami berbagi tawa. Lewat episode galau, edisi lebay, edisi pede, edisi ngawur. Kami berbagi sedih saat aku mengalami kecelakaan dan dia harus meninggalkan lokasi KKNnya. Semua berupa tulisan. Tak ada suara, tak ada temu mata. Ya. Kami belum pernah bertemu, sampai Agustus 2012.
Canggung tapi senang. Sedikit malu menatap wajahnya. Sayang, belum ada 100 menit mata kami berpaut, kami harus berpisah.
Aku semakin bimbang harus bagaimana. Apa salah kalau aku mencoba membuka hati lagi untuk merasakan cinta yang baru? Tuhan, aku harus bagaimana?
Akhir September 2012. Dia mengajakku datang ke acara dengan guest star pelantun lagu 'Kisah Romantis' bulan November yang akan datang. Rasanya sangat senang. Akhirnya, ada inisiatif darinya untuk mengajakku keluar. Dan saat itu, aku mantapkan hati untuk mencoba semuanya, membuka hati untuk cinta yang baru. Namun, setelah itu dia berubah.
Oktober 2012. Kosong. Tak ada kabar. Kami menjauh.
Pesanku tidak dibalas. Dia pergi. Entah kemana.
November 2012. Status di sosial medianya sudah menjadi in a relationship. Sebelum aku sempat melantunkan lagu 'Kisah Romantis' bersamanya. September ceria menjadi November kelabu.
Tuhan menjawab doaku. Delapan bulan aku bimbang dalam ketidakpastian. Sekarang aku tidak bimbang lagi. Sekarang aku tahu kemana harus melangkah, meski dengan langkah gontai.
Seperti dilempar dari atas pesawat dengan ketinggian beribu kaki, rasanya aku jatuh, melayang, siap menghempas tanah yang keras atau air di lautan yang dalam.
Aku belum punya perangkat untuk melindungiku. Semua sudah kutinggal karena aku yakin aku sudah aman. Kini harus kusiapkan diriku untuk merasakan sakit karena terhampar keras di tanah dan merasakan sesak karena tenggelam di air yang dalam.
Aku kecewa.
Aku marah.
Aku diam.
Aku kalah.
Aku ingat saat kita berbicara tentang arti nama kita.
Arti namamu, pemenang.
Ya, kamu sudah berhasil memenangkan hatiku, juga hatinya.
Selamat pemenang.
Aku senang karena kamu menang.
Karena kamu menang, kamu bahagia.
Karena kamu bahagia, aku juga bahagia.
Kini aku mundur.
Aku sudah kalah
Aku pulang. Tanpamu. Sendiri.
- beatrich titik dua kurung tutup -
0 comments:
Post a Comment