Menarik, akhirnya aku bisa memandangimu lagi.
Perjumpaan yang selalu kurindukan, sekaligus takut apabila menjadi kenyataan.
Awalnya sempet gak percaya ketika perempuan muda itu (baca : adik kosku) meyakinkanku bahwa kamu ada di gereja ini. Kamu ikut misa yang sama denganku. Kamu duduk di sisi halaman gereja, dan aku bisa melihatmu dengan cukup leluasa hanya dengan menolehkan wajahku ke kiri. Dari kejauhan aku menikmati senyum dan gerikmu. Dalam hatiku bergumam : Hai laki-laki berbaju batik pink, apa kabarmu?. Dengan sedikit simpul senyum di bibirku dan sedikit sesak di dadaku, aku ucapkan syukur kepada-Nya karena doaku sekali lagi dikabulkannya. Doaku, semoga aku bisa diberi kesempatan untuk memandangmu lagi setelah sekian lama. Terima kasih, Tuhan, Engkau memang sangat baik. Satu hal yang lebih melegakan, di sisimu bukan perempuan itu, tapi laki-laki, adikmu.
Menarik,
perjumpaan yang tidak pernah kuduga.
Menarik,
mencuri pandang sedetik dua dari jauh.
Perasaanku?
Senang, sedih, sesak.
Pikiranku mulai memutar kembali cerita yang pernah menjadikan aku dan kamu pemain utama.
Kata 'seandainya' memenuhi otakku.
Seandainya dulu..seandainya kamu.. seandainya kita..
Aku mulai benci dengan kata 'seandainya'..
Ketika tubuh dan darah-Nya kusantap dengan nikmat, air itu keluar.
Air dari mata itu menetes.
Air dari mata itu menetes.
Berharap roti dan anggur itu dapat menguatkanku melalui dan melepaskan semua cerita itu.
Berharap suatu hari kamu mengerti semua perasaan ini.
Menarik,
kala aku, ditemani mereka, menunggumu mobilmu keluar.
Menunggumu pulang..
Berharap kamu melihatku dari balik kaca mobilmu.
Aku menunggu,
dengan jantung berdegup kencang dan kaki yang melemas.
Menarik,
ketika aku menahan diriku untuk mendekatimu.
Aku ingin sekali menghampirimu,
tapi untuk apa?
Menarik,
mengenalmu itu menarik.
Menarik,
menyayangi sekaligus kecewa karenamu itu menarik.
Kamu itu menarik.
Menarik, itu kamu.
Hari Kenaikan Isa Almasih
Paroki Banteng
Yogyakarta
- beatrich titik dua kurung tutup -
0 comments:
Post a Comment