Aku dan Kenangan

Kenangan. Sesuatu yang begitu hebat pengaruhnya untuk kehidupan, khususnya kehidupanku.
Cinta. Sesuatu yang begitu abstrak dan tak mampu kulukiskan dengan kata-kata.
Kenangan tentang cinta. Sesuatu yang tidak tampak jelas, tapi sangat mempengaruhi kehidupanku sekarang.

Awalnya biasa saja. Tak ada rasa, tak ada sesuatu yang menggetarkan, tak ada yang istimewa. Namun, karena saking terbiasanya, semua menjadi tak biasa. Lambat laun rasa itu muncul. Rasa yang begitu membuatku gelisah. Dulu, aku pernah merasakannya. Saat aku masih sekolah dasar. Aku tertawa dalam hati bila mengingat masa-masa itu. Namun, rasa yang kurasakan saat itu berbeda dengan saat aku masih SD. Rasa ini jauh lebih kuat Membuatku tersenyum sendiri, tertawa, sangat bersemangat, sangat nyaman, dan menyenangkan. Ada kalanya pula rasa itu membuat air mataku jatuh. Menetes karena sangat gelisah dengan perasaan yang ada. Bingung untuk mengungkapkan, lelah untuk menanti, dan takut. Entah takut karena apa, tidak beralasan. Yang pasti, rasa itu begitu indah. Bisa dibayangkan, sosok seperti apa yang bisa sampai begitu mempesonaku. Mungkin manusia itu hebat, hanya di mataku, bukan di mata yang lain.

Tak terlukiskan ketika dia tersenyum padaku. Melengkungkan mulutnya sambil menyipitkan matanya sedikit. Memanggil namaku dengan suaranya yang merdu di telingaku. Menggenggam tanganku dengan penuh perasaan. Mencium keningku dengan lembut. dan memelukku dengan dalam.
Tak terlupakan ketika kata-kata manisnya selalu membuka pagiku, mengisi hariku, dan menutup malamku.
Tak mungkin tak kuingat janji dari mulutnya bahwa dia akan terus menemaniku, menyayangiku.

Namun, itu semua tinggal kenangan. Ketidakjelasan yang mengakhirinya. Kesibukan yang menghapusnya. dan akhirnya waktu yang bertindak. Tetapi, hati ini tetap menyimpannya. Walaupun dia pergi tanpa sepatah kata dan jejak. Meski otakku ingin mengenyahkannya.
Menghilangkan kekecewaan yang ada. Mengenyahkan kesedihan dan keraguanku tentang cinta. Mengembalikan kepercayaanku bahwa cinta tidak pernah salah. Yang salah hanya pelaku cintanya.

Kadang aku merasa sangat lelah. Aku merasa terjebak dalam kenangan yang begitu sulit kugambarkan. Kini aku semakin yakin bahwa dia begitu hebat. Dia selalu mencoba menarikku kembali ke kenangan di masa lalu ini. Begitu kuatnya dia sampai aku tak mampu melawannya. Berkali aku coba memberi maaf untuknya meski dia tak meminta. Sungguh bukan hal yang mudah. Percayalah itu. Namun, selalu kucoba lakukan untuk membuatku lebih nyaman, sehingga mampu menerima semuanya.

Kini semua belum berakhir. Aku masih terus berusaha keluar dari jebakan ini. Berusaha membuka hati, pikiran dan diri untuk cinta yang lebih indah. Berusaha untuk dapat percaya lagi kepada sesuatu yang dikenal dengan cinta. Aku yakin harapan itu masih ada. Namun aku tak mau terlalu berharap. Biarlah mengalir, tapi jangan sampai hanyut.

Sekarang aku siap. Siap menemui cinta yang lebih indah. :)


- beatrich titik dua kurung tutup -

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top