Masa SMA dan cinta pertama. Senyum-senyum sendiri kalo inget masa-masa itu.
Sekolah di sekolah yang isinya cewek semua, disiplinnya gilak-gilakan, belajarnya gak nahan, bikin aku bener-bener gak kepikiran untuk punya pacar. Sampai Tuhan memanggil aku buat melayani Dia di komunitas muda mudi Katolik saat itu, dan kami bertemu.
Tiada yang hebat dan mempesona ketika kau lewat di hadapanku, biasa saja..
Yap. Biasa saja saat pertama kali kami bertemu. Pemimpin rapat untuk acara Paskah (Juni 2007) itu duduk di depan, di hadapan kami semua. Tubuh tambun, mata sipit, kacamata, putih, dan berjiwa pemimpin. Hal yang sangat melekat pada dirinya. Dan tetap, belum membuatku melekatkan hatiku pada hatinya. Bukan tipe laki-laki idamanku. Setelah itu, entah kenapa kami semakin dekat. Namun, dia sangat berbeda. Di hadapanku begitu diam, tapi di belakangku begitu memperhatikanku. Lucu. Kikuk tepatnya :)
September 2007. Maaf, aku belum bisa.
Kakak adik aja mungkin lebih nyaman, begitu pikirku dan penjelasanku padanya. Namun, bodohnya, semakin dia menjauh, aku merasa semakin membutuhkannya. Saat dia kembali pada masa lalunya, aku tak tahan melihatnya. Gak rela. Dan ternyata dia masih punya rasa yang sama untukku.
Maret 2008. Terima kasih, Tuhan. Finally, LOVE :)
Indah. Sangat indah. Namanya juga cinta pertama. Tiap pagi, tiap siang, tiap sore, tiap malem, ada yang merhatiin. Ada yang ngucapin selamat ini selamat itu. Ada yang bikin hati nyaman banget. Ada yang bikin hati khawatir kalo gak ada kabar dari dia. Ada yang bikin waktu rasanya berjalan sangat cepat kalo lagi sama dia. Ada panggilan spesial yang bikin hati melayang. Nda. masih kuingat. Kanda - Dinda. Lucu. Lebay. alay. Tapi, itulah CINTA. Ada beberapa hal yang gak bisa digambarkan dengan kata. Yang jelas, rasanya indah.
Ke gereja bareng. Refreshing bareng. Makan ada yang nemenin. Belajar ada yang nyemangatin. Kalo lagi sedih, ada yang ngehibur. Kalo lagi ada masalah ada yang bisa diajak nyari solusi. Gak sendiri. Gak sepi :)
Yap. Jatuh cinta gak mungkin gak indah. Tapi, namanya 'jatuh' ya harus siap untuk sakit. Pacaran gak mungkin lepas dari yang namanya konflik.
Rasanya diselingkuhin, sakit.
Rasanya dicuekin karena kerjaan, sakit.
Rasanya ditinggal tidur waktu lagi asik cerita, sakit.
Rasanya dibohongin, sakit.
Rasanya dibentak, sakit.
Dan rasanya harus memutuskan untuk kuliah di Jakarta atau di luar kota, yang berarti harus jauh dari dia, itu juga sakit.
Pilihan yang terakhir itulah yang membuat semuanya berubah. Aku memutuskan untuk mengembangkan diriku di Kota Gudeg, Yogyakarta. Harus jauh dari dia. Harus jauh dari keluarga. Harus jauh dari cinta. Tapi, aku menemukan cinta baru dari teman-teman baru, dari lingkungan baru di sini. Namun, lagi-lagi jarak yang membuat aku dan dia harus berpisah. Karir yang harus dia kejar dan perhatian yang masih sangat ingin aku dapatkan. Kami bertarung dengan waktu yang sangat sedikit, bertarung dengan kebutuhan dan kegiatan kami masing-masing.
Mei 2011. Aku. Dia. not US.
Terima kasih untuk tiga tahun satu bulan yang indah,
terima kasih untuk waktu dan perhatian,
terima kasih Tuhan untuk kesempatan
merasakan sayang dan sakit bersamanya.
Terima kasih, Cina,
Terima kasih, cinta pertama.
- beatrich titik dua kurung tutup -
0 comments:
Post a Comment