Banjir (lagi), salah siapa?

Kurang lebih seperti inilah kondisi ketinggian air di depan rumah gue, Perumahan Bulak Kapal Permai, Bekasi Timur, hari Kamis, 17 Januari 2013, sekitar jam 11 siang, setelah diguyur hujan deras dari malam sampai sekitar jam 10 pagi. Ketinggian air itu udah sebetis tuh yang di gambar. Beruntung rumah gue agak tinggi, jadi air masih di bibir pagar. Rumah di samping gue udah kemasukan air nyampe semata kaki. 

Hmm.. lagi-lagi Jakarta dan sekitarnya harus 'merayakan' banjir 5 tahunan. Parahnya, tahun ini dampak banjir ini lebih parah dibanding periode 5 tahun sebelum-sebelumnya. Padahal menurut BMKG, curah hujan yang turun tahun ini belom ada setengahnya dari curah hujan di tahun 2007. WOW. Bundaran HI yang jadi salah satu ikon Jakarta pun ikut terendam, bahkan sampai di bibir kolamnya. Kompleks istana dan sekitarnya yang notabene tempat para pejabat macul pun gak luput dari banjir. Daerah Soedirman, Thamrin, Pluit, Kampung Melayu, dan masih banyak tempat lagi yang kena dampak dari banjir kali ini. Tua-muda, kaya-miskin, tanpa terkecuali.  Mungkin ada beberapa yang gak kena dampak fisik airnya, tapi pasti ikut ngerasain gimana perasaannya menjadi korban banjir yang harus mengungsi dan merelakan harta benda mereka bergumul dengan banjir.

Terus, sekarang salahnya siapa? Pemerintah? Masyarakat? Tuhan? 

Well, menurut gue, yang pasti bukan salah Tuhan. Terus? 

Sejauh ini, pemerintah udah mencoba segala cara buat menangani salah satu masalah primadona di Jakarta ini. Begitu juga masyarakat. Pembangunan tanggul, pengerukan dan pelebaran sungai, peraturan buat gak buang sampah sembarangan (--> realisasinya tanya sama diri masing-masing yaa :)), dan macem-macem lagi yang mungkin gue gak tahu. Jadi, salah siapa dong?

Dari berita yang gue liat di salah satu channel swasta di indo, ada bahasan tentang kondisi tanah yang semakin kurang baik karena pembangunan vila-vila di daerah puncak yang semakin menjamur. Hal ini membuat daerah resapan di sana berkurang dan alhasil kiriman buat Jakarta dan sekitarnya di tahun ini semakin bertambah. Waktu salah satu petinggi kota Bogor diwawancarai, sedikit ucapan yang masih gue inget, dia bilang, ini bukan salah Bogor, coba lihat juga kondisi Jakarta yang sekarang. gue agak lupa siapa yang ngomong. Cuma intinya, kalo saling menyalahkan terus, ya bakal tetep kayak gini terus keadaannya. Bayangin kalo kita bisa lebih peduli sama kondisi satu sama lain, terlebih manusia bisa lebih mempercantik alam, pasti alam juga bisa mengindahkan kita. 

Sebenernya kalo gue sendiri ditanya siapa yang salah, gue juga gak tahu. Gak bisa sepenuhnya nyalahin pemerintah juga. Pemerintah cuma berapa orang, sedangkan penduduk Jakarta berapa coba orangnya. Intinya, kembali ke hati masing-masing deh. Kalo lu cinta sama Jakarta, ya jagalah Jakarta. Bukan cuma buat Jakarta, buat daerah sekitar Jakarta yang senasib sepenanggungan, kayak Bekasi, Depok, Tangerang juga. Sayangi alam deh. Jangan buang-buang sampah sembarangan, apalagi di sungai-sungaii. Buat kawasan hijau di sekitar tempat kamu ada, sebisa mungkin.

Semoga ini banjir terparah yang terakhir deh yaa. Kita sama-sama berdoa buat para korban, buat kondisi di Jakarta dan sekitarnya, dan di kota-kota lain yang terkena banjir, semoga lekas membaik. Gak tega banget rasanya ngliat bayi, balita, anak-anak, tidur di bawah jembatan, di tempat pengungsian, yang pastinya dingiinn banget. Belom lagi karena dingin, biasanya laper, padahal kondisi makanan juga terbatas. Terlebih buat korban yang meninggal karena hanyut, kesetrum listrik, dsb. Semoga arwah mereka bisa tenang di alam sana. 

Get well soon, my countries..my nature..my fellow.. God always be with you :*

- beatrich titik dua kurung tutup -

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top